CINTA
( CERAMAH AGAMA )
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ
الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَ بِاللهِ شَهِيْدًا،
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ اَمَّا بَعْدُ، قَالَ للهُ تَعَالَى فِي
كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، اَعُوذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبّوُنَ اللهَ
فََاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ
رَّحِِيْمٌ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ
Yang saya hormati bapak Perdamaian, M.Ag, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Filsafat Dakwah
dan teman- teman yang saya banggakan, Alhamdulillah puji syukur marilah kita
ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan rahmatnya
kepada kita semua, yang apabila kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut,
niscaya kita tidak akan sanggup menghitungnya, walaupun seluruh ranting pohon
yang ada di muka bumi ini kita jadikan penanya, air laut kita jadikan sebagai
tintanya, dan seluruh daun- daun kita jadikan sebagai kertasnya, niscaya kita
tidak akan sanggup untuk menghitungnya, namun begitu kasih dan sayangnya Allah
kepada kita, Allah tidak meminta balas jasa atas pemberian nikmatnya kepada
kita, melainkan Allah hanya meminta satu kepada kita, yaitu mensyukuri
nikmatnya. Bagaimana cara kita mensyukuri nikmat Allah, yaitu dengan
melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Selanjutnya shalawat dan salam marilah kita
sampaikan buat sang revolusiner islam yakni Nabi Muhammad Rosulullah SAW,
dengan mengucapkan Allahuma shali’ala Muhammad wa’ala’ali Muhammad, mudah
mudahan kita diakui sebagai umatnya yang setia dan istikomah meneruskan estapet
perjuangannya, sehingga diyaumil akhir nanti kita diakui sebagai umanya, amiin
ya robbal’alamiin.
Hadirin yang dirahmati Allah, disini saya akan
meyampaikan tausiah saya dengan judul CINTA, sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Qs. Al-Imran:33
اَعُوذُ
بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبّوُنَ اللهَ فََاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِِيْمٌ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ
Artinya: Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hadirin yang dirahmati Allah, Kata- kata cinta
merupakan kata terpopuler didunia kontemporer remaja, sehingga dengan kata
cinta orang bisa tergila- gila dengan sesuatau, dengan kata cinta orang bisa
mencapai cita-citanya, dan dengan kata cinta orang bisa mendapatkan segala
sesuatu yang dia inginkan, begitulah dahsyatnya cinta. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam ayat ini, barang siapa yang ingin mendapatkan kasih sayang dan
ampunan dari Allah, maka harus penuhi syaratnya, apa syaratnya ?, syaratnya
ialah cintai Allah, bagaimana cara mencintai Allah ?, caranya ialah ikuti
Rarul, bagaimana rasul
melaksanakan aturan Allah dalam hidup, itulah yang harus kita ikuti, artinya
mencintai Allah dengan cara melaksanakan perintah- perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya, sesuai dengan comtoh Rasul.
Hadirin yang dirahmati Allah kalau kita
mau mencinta seseorang, karena ia bisa memberikan sesuatu kepada kita atau dia
mau menuruti keinginan kita, namun kalau cinta kepada Allah ampunan yang kita
dapat, namun permasalahannya sekarang orang lebih cinta kepada saudaranya,
harta, keturunan, jabatan, dibanding cinta kepada Allah, padahal Allah yang
memberi kita fasilitas, Allah yang membuat kita hidup, Allah yang membuat kita
bahagia, Allah yang memberi kita rezeki, dan Allah yang memberi kita ampunan,
akan tetapi mengapa kita lebih cinta kepada saudara- saudara kita, lebih cinta
kepada manusia, dibanding cinta kepada Allah, sementara untuk mendapatkan
ampunan Allah syaratnya harus cinta kepada Allah, dengan cara menjalankan apa
yang diperintahkan Allah sesuai dengan contoh Rasul Muhammad SAW.
Namun untuk mendapatkan apa yang kita inginkan,
tidak bisa hanya sekedar cinta, melainkan kita harus membuktikannya dengan
pengorbanan, sebagai mana pepatah pujangga “apalah artinya cinta tanpa
pengorbanan” sebagaimana para remaja saat ini, yang mengatakan “I Love You”
saya cinta kamu, ketika dia cinta, sayang, suka terhadap anak gadis orang, dia
mengatakan I Love You dengan setulus hati, dari lubuk hati yang paling dalam,
bahkan dia berani berjanji akan selalu tulus mencitainya selama arwah masih
dikandung badan, namun dia tidak berhenti sampai disitu, melainkan dia buktikan
ketulusan cintanya dengan pengorbanan, kalau kita sudah cinta kepada seseorang
apapun yang ia minta pasti kita turuti, apapun yang ia inginkan pasti kita
penuhi, dia minta baju kita belikan, dia minta kalung kita turuti, dia minta
handpone kita belikan, dia minta apapun kita penuhi, bahkan kita berani
menggadaikan sesuatu demi memenuhi keinginannya, kita gadaikan hp untuk
membelikan baju dia, kita gadaikan laptop untuk membelikan kalung dia dan
sebagainya, begitulah dahsyatnya cinta kita terhadap seseorang.Lantas bagaimana
cinta kita tehadap sang pemberi nikmat, sang pemberi hidup sang pemberi
fasilitas hidup,
Hadirin yang dirahmati
Allah SWT, kalau cinta kepada seseorang kita berani mengorbankan sesuatu
untuknya, ia mengatakan “I Love You”, bukan sekedar itu melainkan dia buktikan
dengan pengorbanan, sebagaiman pepatah pujangga mengatakan “apalah artinya
cinta tanpa pengorbanan” bahkan ia berani berjanji, selama arwah masih
dikandung badan apapun yang kamu inginkan, saya akan penuhi, sehingga
pengorbanan demi pengorbanan ia lakukan untuk membuktikan ketulusan cintanya
kepada seseorang yang ia cintai, waktu, harta, tenaga, pikiran, ilmu, bahkan
nyawa sekalipun mau ia korbankan demi seseorang disana.
Hadirin yang dirahmati
Allah SWT, itu bukti cinta kepada manusia, sekarang bagaimana bukti cinta kita
kepada Allah ?, mari kita koreksi diri kita, sudahkan kita mengorbankan sesuatu
untuk berjuang dijalan Allah ? sudahkah kita melaksanakan seluruh perintah
Allah ?, sudahkan kita mengikuti apa maunya Allah ?, sudahkah kita mengorbankan
waktu, pikiran, tenaga, harta, ilmu dan jiwa untuk menegakkan hukum Allah dimuka bumi ini ?, mari kita tinjau kembali
sejauh mana ketulusan cinta dan pengorabanan kita kepada Allah, karena orang
yang ingin mendapatkan ampunan dari Allah ia harus berkorban, baik waktu,
harta, tenaga, pikiran, ilmu bahkan nyawa sekalipun untuk memperjuangkan agama
Allah.
Hadirin yang dirahmati
Allah kalau kita cinta kepada manusia, apapun yang ia minta kita mau
menurutinya, maka hendaknya cinta kepada Allah apapun yang diperintahkan oleh
Allah harus kita ikuti, tanpa ada ragu sedikitpun, tanpa ada rasa pilih memilih
ayat, suka atau tidak suka harus kita ikuti, kemudian sikap yang harus kita
tanamkan dalam diri kita ialah, hendaknya kita selalu suka, cinta kepada
perbuatan baik, kita tanamkan rasa mencintai kebaikan, dan kita tanamkan rasa
benci kepada keburukan, sehingga dengan demikian, akan menghantarkan kita
menuju cinta kepada Allah SWT, dalam artian cinta yang sesungguhnya, sehingga kalau
kita sudah cinta kepada Allah, apapun yang kita minta, pasti akan Allah beri.
Demikianlah ceramah
yang dapat saya sampaikan, atas segala keurangan dan kekhilafan saya minta maaf, yang benar datangnya dari
Allah dan yang salah datangnya dari saya pribadi, hadanallahu waiyyakum ajma’in
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ